Monday, April 20, 2020

Penelitian Ilmiah


ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI RUMAHAN INOEY HOMESTRY

PENULISAN ILMIAH
Diajukan Guna Melengkapi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Starata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Nama                          : Shoka Wennas Umara
NPM                           : 27216028
Jurusan                        : Akuntansi
Pembimbing               : Heru Suharjo, SE., MM.



FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020



LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, 

Nama                   :   Shoka Wennas Umara
N.P.M                  :   27216028
Program Studi     :   Akuntansi 
Fakultas               :   Ekonomi
Judul P I  : ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COASTING PADA INDUSTRY RUMAHAN INOEY HOMESTRY

Dengan ini menyatakan bahwa hasil Penulisan Ilmiah (PI) yang telah saya buat,ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari Penulisan Ilmiah ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Gunadarma.

 Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.       


Penulis,
 


                                                                            (     Shoka Wennas Umara     )




LEMBAR PENGESAHAN

Judul PI                                : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Pada Industri  Rumahan Inoey Homestry
Nama                                     :     Shoka Wennas Umara
NPM                                     :      27216028
Fakultas / Jurusan                 :      Ekonomi / Akuntansi
Jenjang Studi                        :      (S1) Strata Satu
Tanggal Sidang                     :     15 April 2020
Tanggal Lulus                       :

Menyetujui


Pembimbing                                                                  Koordinator PI
                                                                                            Fakultas Ekonomi



  Heru Suharjo, SE., MM                                             Dr. Titi Nugraheni, SE., MM

Ketua Jurusan Akuntansi



Dr. Imam Subaweh, S.E., MM., Ak., CA.




ABSTRAKSI

Shoka Wennas Umara 27216028
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI RUMAHAN INOEY HOMESTRY
PI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2020
Kata Kunci : Biaya, Harga Pokok Produksi, Metode Full Costing, dan Metode Variable Costing

(x + 48 + lampiran)

            Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan, untuk mengetahui harga pokok produksi apabila menggunakan metode full costing, dan metode variable costing dan untuk mengetahui perbandingan dari ketiga metode tersebut. Lokasi penelitian yaitu pada industri rumahan Inoey Homesty yang terletak di Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil perhitungan harga pokok prduksi yang dilakukan antara metode perusahaan dengan metode full costing dan metode variable costing. Perhitungan menggunakan metode perusahaan menghasilkan nilai harga pokok produksi sebesar Rp. 247, sedangkan menurut metode full costing harga produksinya sebesar Rp. 264, dan menurut metode variable costing harga produksinya sebesar Rp. 258,2. Perbedaan tersebut dikarenakan perhitungan yang dilakukan perusahaan belum mengakui seluruh biaya yang berkaitan dengan proses produksi. Penilitian ini menyimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan belum tepat, karena tidak memasukkan biaya-biaya secara tepat ke dalam perhitungan harga pokok produksinya.



Daftar Pustaka (2009 – 2014)



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dengan judul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Pada Industri  Rumahan Inoey Homestry”
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Penulisan ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas membantu penulis. Pada kesempatan ini dengan penuh hormat, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.     Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.     Ir. Toto Sugiharto M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.     Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4.     Dr. Titi Nugraheni, SE., MM., selaku Koordinator Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
5.     Bapak Heru Suharjo, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini dengan baik.
6.     Kepada keluarga tersayang terutama kedua orang tua saya, Maman Sarif, SMn., MM., Sri Wahyuni, Amd., serta adik saya Marrielda Amatiska Syarief yang telah memberikan do’a, semangat, bantuan, dan inspirasi kepada penulis.

7.     Bapak dan Ibu dosen dosen yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan dalam penulisan ini.
8.     Teman seperjuangan saya dan teman – teman kelas 3EB11 yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
9.     Sahabat-sahabat saya M. Rahmadan, Zaki Ilham, Imam Darmanto, Delvin Aurelio, Yoel Sanjaya, Novi Karisma, Nida Shafa Adilah Zahra Hermawan, Tiara Noor, dan Cici Indriyani yang telah memberikan dukungan dalam penulisan ini.
10.  Seseorang yang spesial Wilda Dini Riastuti yang yang telah memberikan banyak dukungan dalam penulisan ini.
11.  Devi Indrasari selaku kakak tingkat yang telah banyak memberikan masukkan dalam penulisan ini.
12.  Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya atas kerjasama dan bantuannya, sehingga penulisan ilmiah ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan ilmiah ini tentu saja masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian penulis telah berusaha dengan maksimal dalam menyelesaikan penulisan ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, semoga penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis serta pihak yang membutuhkan guna pengembangan selanjutnya.

 Depok,  23 Januari 2020
         Penulis



Shoka Wennas Umara




DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul............................................................................................................    i
Lembar Pernyataan ....................................................................................................   ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................... iii
Abstrak........................................................................................................................ iv
Kata Pengantar............................................................................................................  v
Daftar Isi.................................................................................................................... vii
Daftar Tabel ..............................................................................................................    x

BAB I              PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1        Latar Belakang............................................................................ 1
1.2        Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3        Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.4        Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.5        Manfaat Penelitian...................................................................... 4

BAB II           TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
2.1       Landasan Teori............................................................................ 5
2.1.1       Analisis Harga Pokok Produksi ..................................... 5
A.      Pengertian Analisis…………………………………5
B.       Pengertian Biaya…………………………………...5
C.       Penggolongan Biaya……………………………….6
D.       Pengklasifikasian Biaya……………………………8
E.       Unsur-Unsur Biaya Produksi………………………9
F.        Metode Pengumpulan Biaya Produksi……………12

2.1.2       Metode Penentuan Biaya Produksi……………………13
A.      Pengertian Metode Full Costing………………….13
B.       Pengertian Metode Variable Costing……………..15
C.       Perbedaan Metode Full Costing dan Metode Variabel Costing………………………………….17
2.1.3       Penetapan Harga Pokok Produksi …………………….19
A.       Full Costing………………………………………19
B.       Variable Costing………………………………….20
2.2        Penelitian Terdahulu…………………………………………...20

BAB III           METODOLOGI PENELITIAN .........................................................  24
3.1        Objek Penelitian ......................................................................  24
3.2        Jenis dan Sumber Data ............................................................  25
3.3        Teknik Pengumpulan Data ......................................................  26
3.4        Teknik Analisis ........................................................................  27

BAB IV           PEMBAHASAN................................................................................ 30
4.1        Hasil Pengumpulan Data .........................................................  30
4.1.1       Gambaran Umum Objek Penelitian. ...........................  30
A.       Struktur Usaha…………………………………… 30
B.       Proses Produksi………………………………….. 31
C.       Tenaga Kerja…………………………………….. 32
4.1.2       Data Hasil Penelitian. ..................................................  33
4.2        Pembahasan .............................................................................  36
4.2.1    Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi............... 36
A.       Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Metode Perusahaan………………………………………...36
B.       Harga Pokok Produksi Menurut Metode Full Costing……………………………………………38
C.       Harga Pokok Produksi Menurut Metode Variable Costing……………………………………………42
4.2.2    Hasil Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi..... 44

BAB V            PENUTUP.......................................................................................... 47
5.1        Kesimpulan............................................................................... 47
5.2      Saran…..................................................................................... 48



 DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel 3.1  Perbedaan Full Costing dan Variable Costing ................................... 28
Tabel 4.1  Data Pokok Produksi Inoey Homestry. .............................................. 32
Tabel 4.2  Biaya Bahan Baku .............................................................................. 33
Tabel 4.3  Biaya Tenaga Kerja ............................................................................ 34
Tabel 4.4  Biaya Bahan Penolong. ....................................................................... 34
Tabel 4.5  Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan. ................ 36
Tabel 4.6  Biaya Overhead Pabrik. ...................................................................... 38
Tabel 4.7  Perhitungan Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan........................... 39
Tabel 4.8  Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing. .. 40
Tabel 4.9. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode
Variable Costing.................................................................................. 42
Tabel 4.10 Perbandingan Harga Pokok Produksi antara Metode Perusahan
 dengan Metode Full Costing dan Variable Costing. ......................... 43


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kemajuan dunia usaha sekarang ini jauh berkembang dengan pesat, baik skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Banyaknya usaha industri yang terus menerus bermunculan, akan menimbulkan suatu persaingan diantara industri sejenis maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk perusahaan tersebut.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah disingkat dengan UMKM merupakan salah satu industri yang turut bersaing dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sector yang memiliki peranan penting karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Oleh karena itu pemerintah harus lebih memperhatikan perkembangan UMKM di Indonesia karena dengan adanya UMKM akan membantu pemerintah dalam mengurangi masalah ekonomi di Indonesia.
Keuntungan merupakan hal utama yang ingin diperoleh oleh perusahaan demikian halnya dengan UMKM. Keuntungan yang maksimal merupakan tujuan dari UMKM atau kegiatan usaha yang dilakukannya. Semakin berkembangnya perusahaan yang diiringi dengan semakin kompleknya persaingan di pasar maka perusahaan dituntut untuk lebih efisien dan efektif dalam melakukan kegiatan produksi agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus sehingga memiliki daya jual yang bagus di pasar, namun selain memiliki kualitas yang baik perusahaan juga dituntut menjual produknya dengan harga yang wajar agar mampu bersaing di pasar.
Harga pokok produksi ada bermacam-macam yaitu harga pokok produksi standar, harga pokok produksi dibebankan, dan harga pokok produksi
sesungguhnya. Dalam perhitungan ini terjadi selisih antara harga pokok produksi standar dan harga pokok produksi sesungguhnya, karena harga pokok produksi standar berdasarkan kapasitas sedangkan harga pokok produksi sesungguhnya sesuai dengan harga pokok produksi saat itu sehingga selisih tersebut dihitung menggunakan metode analisa yaitu metode analisa standar. Dalam analisa selisih terdapat keuntungan dan kerugian sehingga untuk menentukan harga pokok produksi. Karena terdapat analisa selisihnya sehingga penulis akan menganalisa berapa jumlah kapasitasnya dan berapa jumlah sesungguhnya yang dikeluarkan untuk menentukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing. Agar penulis mengetahui berapa besaran selisih tersebut.
Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah menentukan harga jual produk produk serta penentuan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Oleh karena itu perhitungan harga pokok produksi harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Harga pokok dibedakan menjadi dua jenis yakni harga pokok penjualan dan harga pokok produksi. Dalam penentuan harga pokok produksi terdapat dua metode penentuan yaitu metode variable costing dan metode full costing. Kegiatan produksi memerlukan  pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan. Harga pokok produksi sendiri merupakan total beban produksi yang digunakan untuk membuat produk hingga barang tersebut siap dijual. Elemen-elemen yang membentuk Harga Pokok Produksi (HPP) dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yakni Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Sedangkan motode variable costing sama perhitungannya dengan full costing namun tanpa diikuti biaya overhead pabrik tetap. Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik baik yang bersifat variable maupun tetap, dibebankan atau dimasukkan kedalam perhitungan harga pokok produksi berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan terus melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian apakah metode full costing memberikan dampak yang baik bagi Inoey Homestry dan memberi judul penelitian ini adalah “ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI RUMAHAN INOEY HOMESTRY”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusahan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.     Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada Inoey Homestry
2.     Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada Inoey Homestry ?
3.     Bagaimana perbandingan perhitungan harga pokok produksi pada Inoey Homestry dengan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing?

1.3 Batasan Masalah
Untuk mempersempit cakupan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018. Objek yang digunakan adalah industri rumahan Inoey Homestry yang berlokasi di Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Dari tiga produk yang di produksi oleh Inoey Homestry peneliti hanya melakukan perhitungan harga pokok produksi pada produk cilok dengan menggunakan metode full costing.


1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:
1.     Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada Inoey Homestry.
2.     Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada Inoey Homestry.
3.     Untuk mengetahui perbandingan dari perhitungan harga pokok produksi pada Inoey Homestry dengan harga pokok produksi menggunakan  metode full costing.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.     Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam melakukan penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sehingga dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang penulis dapat sebelumnya.

2.     Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menentukan harga jual yang dihitung menggunakan metode full costing, sehingga membuat perusahaan lebih untung di masa yang akan datang.

3.     Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan topik yang sama

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori
Landasan teori adalah suatu bentuk pikiran penulisan untuk menerangkan tentang pengertian, tentang kutipan yang diambil dari variabel-variabel topik atau judul.

2.1.1 Analisis Harga Pokok Produksi
A.      Pengertian Analisis
Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya.  
(Satori dan Komariyah, 2014:200)
Berdasarkan pemahaman diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan menghitung dengan komponen-komponen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang ada hubungannya dengan selisih biaya sesungguhnya dan biaya dibebankan.
           
B.       Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah ditinjau atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
(Mulyadi, 2014:8)

Biaya atau cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang.
(Krismiaji dan Aryani, 2011:17)
Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.
(Prawironegoro dan Purwanti, 2009:19)
Beban atau expense adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
(Standar Akuntansi Keuangan, 2004:8)
Dari definisi  tersebut  maka penulis dapat menyimpulkan bahwa  biaya dan beban dalam praktiknya mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu pengorbanan sumber ekonomi yang menjadi pengurang suatu aktiva yang terjadi untuk memperoleh pendapatan.

C.      Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umunya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: “different costs for different purposes”. Biaya dapat digolongkan berdasarkan :

a.     Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.


b.     Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi admistrasi & umum.
·     Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan peralatan.
·     Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan.
·     Biaya Admistrasi dan Umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya photocopy.

c.      Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
·       Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada, maka biaya langsung tidak ada.
·       Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

d.     Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:
·     Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
·     Biaya Semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perbuhan volume kegiatan. Biaya semivariabe mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variable.
·     Biaya Semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
·     Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

e.     Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
·     Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
·     Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
(Mulyadi, 2014:13)


Klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:
a.        Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau barang jasa).
b.        Volume produksi.
c.        Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur.
d.        Periode akuntansi.
e.        Suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi.
(Carter, 2009:15)
Pengklasifikasian biaya pada umumnya perusahaan mengklasifikasikan biaya sebagai dasar penetapan harga pokok produksi menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. (Warindrani:2006:17)
Pengklasifikasian biaya dapat dibuat dengan basis, yaitu:
a.        Fungsi bisnis, terdiri dari riset dan pembangunan, perancangan produk, jasa, dan proses, produksi, pemasaran, distribusi, pelayanan konsumen, strategi dan administrasi.
b.        Pembagian ke objek biaya, terdiri dari biya langsung dan tidak langsung.
c.        Pola perilaku dihubungkan dengan perubahan pemicu biaya, terdiri dari biaya variable dan biaya tetap.
d.        Agregat atau rata, terdiri dari biaya total dan biaya unit.
e.        Aktiva atau beban, terdiri dari:
·       Capitalized Cost : biaya yang mula-mula dicatat sebagai aktiva dan selanjutnya menjadi beban.
·       Inventoriable Cost : biaya yang dikaitkan dengan pembelian barang untuk dijual kembali atau biaya yang dikaitkan dengan perolehan atau konversi material dan masukan pabrikasi lain menjadi barang untuk dijual.
·       Periode Cost : biaya yang dilaporkan sebagai beban dari periode yang dilaporkan.
(Honggren, dkk, 2006:10)

E.       Unsur-Unsur Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang dalam satu periode. (Hanggana, 2006:3)



Unsur-unsur biaya produksi yaitu:
a.     Biaya Bahan Baku Langsung, adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi atau diikutijejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk selesai. Contoh bahan baku langsung adalah bahan baku kapas untuk industri benang karena biaya bahan baku biasanya mudah ditelusuri pada produk. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Jadi biaya bahan baku langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk. Biaya bahan baku dapat dibebankan secara langsung kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
b.     Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi.Misalnya gaji karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan pabrik, upah lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik, dan gaji manajer pabrik.
c.      Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam: biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya overhead lainlain.
d.     Biaya Pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi: fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi adpertensi, fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
e.     Biaya Administrasi dan Umum yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
f.      Biaya Keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksakan fungsi keuangan.
(Supriono, 2011:10)

Ada 3 kelompok biaya produksi:
a.     Biaya Bahan Baku (Direct Material)
Biaya bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Contoh bahan baku yang digunakan pada industri rumahan “Inoey Homestry” adalah  terigu dan sagu.
b.     Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dapat ditelusur dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga dengan tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja lagsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. Contoh tenaga kerja langsung pada industri rumahan “Inoey Homestry”  adalah buruh dengan upah harian.
c.      Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)
Biaya overhead pabrik mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrik pada industri rumahan “Inoey Homestry” adalah:
·       Bahan penolong berupa air yang diperoleh tanpa pengeluaran kas
·       Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya gaji kepala produksi
·       Biaya listrik dan penerangan pabrik
·       Biaya bahan bakar dan gas 3kg
·       Biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan peralatan, dan biaya penyusutan mesin.


F.       Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya: biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk.
Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasae pesanan yang diterima dari pihak luar. Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan antara lain adalah perusahaan percetakan, perusahaan mabel, perusahaan dok kapal. Perusahaan yang berproduksi berdasar produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di Gudang. Umumnya produknya berupa produk standar. Contoh perusahaan yang berproduksi massa antara lain adalah perusahaan semen, pupuk, makanan ternak, bumbu masak, dan tekstil.
Berdasarkan pemahaman diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan menghitung dengan komponen-komponen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang ada hubungannya dengan selisih biaya sesungguhnya dan biaya dibebankan.

2.1.2 Metode Penentuan Biaya Produksi
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi dengan tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan. Dua pendekatan itu yaitu absorption costing atau disebut juga full costing dan variable costing atau juga sering disebut direct costing atau marginal costing. Dua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
A.      Pengertian Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk (Mulyadi, 2012 : 122).
Dalam metode full costing, Biaya Overhead Pabrik (BOP) baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau dasar BOP sesungguhnya. Oleh karena itu, BOP tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam porses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk tersebut telah terjual. Karena BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal, maka dalam 1 (satu) periode BOP yang sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan tersebut, akan terjadi pembebanan overhead lebih atau pembebanan BOP kurang. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual maka pembebanan BOP lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga produk yang masih dalam persediaan tersebut (baik yang berupa persediaan produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang, maka BOP tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laba rugi sebelum produknya laku dijual.
Manfaat informasi metode full costing sebagai berikut :
a.        Pelaporan keuangan
b.        Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
c.        Penentuan harga jual dalam cost-type contract
d.        Penentuan harga jual normal
e.        Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
f.         Penyusunan program
Adapun karakteristik dari metode full costing terdiri dari :
a.      Perhitungan biaya produksi dengan memasukkan biaya tetap dan biaya variabel.  
b.     Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk perhitungan biaya produksi non variabel. 
c.      Laporan biaya untuk memenuhi pihak eksternal. 
d.     Laporan Rugi Laba disajikan dengan format tradisional. 
e.      Analisa biaya dilakukan oleh pihak internal untuk perhitungan biaya persediaan, penentuan laba dan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode  full costing sebagai berikut :
a.      Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat laba yang akan dianalisis.
b.     Menggolongkan harga pokok penjualan kedalam setiap pusat laba.
c.      Menghitung laba kotor atas penjualan setiap pusat laba.
d.     Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi pada setiap pusat laba.
e.      Menghitung laba bersih sebelum diperhitungkan biaya administrasi dan umum untuk setiap pusat laba.
f.      Memperhitungkan biaya administrasi dan umum.
g.     Menghitung laba bersih setiap pusat laba.
(Mulyadi, 2012:38)
Berdasarkan pemahaman diatas penulis juga menyimpulkan bahwa full costing adalah biaya-biaya yang dikeluarkan secara keseluruhan antara biaya pembuat produk dan biaya tetap seperti BOP sehingga dibuat perhitungan laporan keuangan.

B.       Pengertian Metode Variabel Costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. (Mulyadi, 2010:122).
Metode variable costing merupakan m etode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel
(Bastian, 2010:20).
Manfaat metode variable costing sebagai berikut : 
a.        Perencanaan Laba
Bagi manajemen dapat bermanfaat untuk perencanaan  laba jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya produksi ke dalam biaya variabel dan biaya tetap serta perhitungan batas kontribusi, manajemen akan dapat menyusun laba melalui persamaan break-even atau hubungan biaya-volume-laba.



b.        Penentuan Harga Jual Produk
Bagi manajemen bermanfaat dalam rangka penentuan harga jual produk dalam jangka pendek, dengan menggunakan hubungan biaya-volume-laba. Dan untuk menentukan harga jual minimal atas pesanan-pesanan khusus (special orders) yang mungkin akan diterima perusahaan dalam jangka pendek, agar perusahaan tidak memperoleh rugi dari pesanan khusus tersebut.
c.        Pengambilan Kesimpulan
Bermanfaat bagi manajemen dalam menyajikan data relevan untuk pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Biaya tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya tetap konstan, sedangkan biaya variabel merupakan biaya relevan, kecuali beberapa jenis elemen biaya tetap yang dapat dihindarkan juga merupakan elemen biaya relevan. Adapun Karakteristik metode variable costing terdiri dari :
·          Perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan biaya variabel saja. 
·          Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk perhitungan biaya produksi non variabel. 
·          Laporan biaya untuk memenuhi pihak Internal. 
·          Laporan Laba Rugi disajikan dengan format kontribusi. 
·          Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk perencanaan laba, penetapan harga pokok, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan Internal.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode variable costing sebagai berikut :
·       Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat laba yang akan dianalisis.
·       Menggolongkan harga pokok penjualan variabel untuk setiap pusat laba.
·       Menghitung batas kontribusi kotor untuk setiap pusat laba.
·       Mengalokasikan biaya pemasaran variabel dari setiap fungsi kedalam setiap pusat laba.
·       Menghitung batas kontribusi (bersih) untuk setiap pusat laba. 
·       Memperhitungkan biaya tetap langsung yang dapat diidentifikasikan kepada setiap pusat biaya.
·       Menghitung laba bersih setiap pusat biaya sebelum dipertemukan dengan biaya tetap tidak langsung dan biaya administrasi dan umum.
·       Memperhitungkan biaya tetap tidak langsung dan biaya administrasi dan umum.
·       Menghitung laba bersih.
(Mulyadi, 2012:35).
Berdasarkan pemahaman diatas penulis juga menyimpulkan bahwa variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi yang membebankan unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang berbentuk laporan jangka pendek. 

C.      Perbedaan Metode Full Costing dan Metode Variabel Costing
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi  tetap ini akan mempunyai akibat pada : 1) perhitungan harga pokok produksi dan 2) penyajian laporan laba rugi.
a.        Perbedaan ditinjau dari sudut penentuan harga pokok produksi
·          Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tariff yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau dasar biaya overead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual dan baru dianggap sebagai biaya apabila produk jadi tersebut telah terjual.
·          Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period cost atau bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Denga demikian biaya overhead pabrik tetap didalam metode variabel costing tidak melekat pada persediaan pproduk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
·          Metode full costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai produk yang bersangkutan dijual. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, masih dianggap sebagai aktiva sebelum persediaan tersebut dijual.
·          Metode variabel costing tidak menetujui penundaan pembebanan biaya overhead pabrik tersebut. Menurut metode variabel costing, penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama dalam periode yang akan datang.

b.        Perbedaan ditinjau dari sudut penyajian laporan laba rugi
·          Dalam laporan laba rugi metode full costing menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
·          Dalam laporan laba rugi variabel costing biaya tetap disajikan dalam satu kelompok tersendiri yang harus ditutup dari laba kontribusi yang  diperoleh dari perusahaan, sebelim timbul laba bersih. Dengan menyajikan semua biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri dalam laporan laba rugi ini, manajem en dapat memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap ini dan dapat melakukan pengawasan terhadap biaya tersebut, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
(Mulyadi, 2012:126).
Berdasarkan pemahaman diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menentukan suatu biaya produksi dapat menggunakan dua metode yaitu metode full costing, metode yang menggabungkan antara biaya tetap dengan biaya variable dan metode variable costing yang hanya memasukkan biaya variable.

2.1.3 Penetapan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat dua pendekatan :
A.      Full Costing
Full costing merupakan metode kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang perilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya Bahan Baku                                   XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung               XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel           XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap               +
Biaya Produksi                                         XXX

B.       Variabel Costing
Variabel Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya Bahan Baku                                   XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung               XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel           XXX+
Biaya Produksi Variabel             XXX

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam metode full costing suatu perusahaan/umkm memasukkan seluruh biaya yang dikeluarkan baik yang bersifat variable maupun tetap dalam membuat suatu produk sedangkan dalam metode variable costing hanya memasukkan biaya yang bersifat variable karena perusahan hanya menentukan laba jangka pendek.

2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang dirangkum dibawah ini :
No
Nama Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
1
Elisa Rohma Hindar Tika
Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Anugrah Alam Surabaya
Didalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing yang terdapat didalam UKM Anugrah Alam Surabaya dengan mendapatkan informasi dari Ibu Suryati. Dengan bedasarkan uraian pada bab sebelumnya yang telah dijelaskan perhitungan harga pokok produksi dilakukan di UKM Anugrah Alam Surabaya dengan judul PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA UKM ANUGRAH ALAM SURABAYA. Hal ini dapat disimpulkan perhitungan menurut perusahaan sudah menunjukkan keuntungan yang baik, namun menurut perusahaan masih mengalami masalah pembebanan biaya overhead pabrik yang belum memasukan beban komponen dari biaya overhead pabrik. Hal ini berdampak penentuan harga jual yang terlalu tinggi. Harga jual terlalu tinggi akan mengakibatkan produk yang dijual akan mahal, dan berakibat pelanggan akan mencari perusahaan lain. Perbandingan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan berdasarkan metode full costing. Bahwa terdapat perbedaan didalam penentuan harga pokok produksi.
2
Yohana Saputri
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Full Costing Method Pada UMKM Kerupuk Cap Laksa
Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang cukup bersaing. Penelitian ini dilakukan pada UMKM Kerupuk Cap Laksa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dengan perhitungan menggunakan metode full costing dan menganalisis hasil perhitungan dengan menggunakan metode full costing yang telah dilakukan. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil perhitungan harga pokok produksi dengan perhitungan metode full costing lebih besar dari perhitungan metode harga pokok produksi perusahaan sebesar Rp 1.507,43 per bungkus. Perbedaan ini terjadi karena perusahaan tidak menghitung semua biaya overhead pabrik secara terperinci oleh karena itu disarankan sebaiknya UMKM menghitung semua komponen biaya overhead pabrik secara terperinci dan menggunakan perhitungan metode full costing.

METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian
Inuy Homestry adalah suatu usaha mikro kecil dan menengah (home industry) yang bergerak dibidang makanan yang kegiatannya yaitu memproduksi makanan-makanan daerah, khususnya daerah Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Ada tiga jenis makanan yang diproduksi oleh Inoey Homestry yaitu Pempek, Te’wan, dan Cilok. Inuy Homestry berlokasi di Jl. Gurame III B, No. 36, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415, Indonesia.
Berdirinya Inoey Homestry ini berawal dari pengalaman dan kemampuan memasak dari Ibu Sri Wahyuni. Karena pernah tinggal lama di kota Cianjur kemudian pindah ke kota Baturaja dan Palembang. Akhirnya setelah pindah kembali ke kota asal yaitu kota Tangerang Selatan beliau beserta suami sepakat untuk membuat industri rumahan yang bergerak di bidang makanan, khususnya makanan daerah. Pemilik dari industri rumahan ini adalah pasangan suami istri yaitu Bapak Maman Sarif SMn, M.M dan Ibu Sri Wahyuni.
Inoey Homestry sudah berjalan kurang lebih tiga tahun terhitung sejak tahun 2016 sampai dengan saat ini. Dari ketiga makanan daerah yang diproduksi, Cilok menjadi makanan yang paling banyak diproduksi oleh Inoey Homestry.



3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
A.      Data Kuantitatif
Data kuantitatif ialah data dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari laporan perkembangan UKM yang akan diteliti yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Jenis data ini adalah informasi kuantitatif terkait pengolahan produk industri rumahan Inoey Homestry, mulai dari informasi harga bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

B.       Data Kualitatif
Data kualitatif ialah data dari penjelasan kata verbal tidak dapat dianalisis dalam bentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian, data kualitatif berupa gambaran mengenai objek penelitian. 
Jenis data ini adalah informasi non kuantitatif yang dibutuhkan peneliti dalam penelitiannya, seperti informasi harga produksi industri rumahan Inoey Homestry , dan informasi lainnya.

3.2.2 Sumber Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

A.         Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan diperoleh melalui keterangan-keterangan, penjelasan-penjelasan dari wawancara langsung dengan pihak pemilik mengenai data yang dibutuhkan berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan khususnya penentuan harga pokok produksi.
B.         Data Sekunder
Data Sekunder ialah sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui literatur dan studi pustaka.
Sehingga penelitian ini saya mengambil sumber data berupa sekunder karena peneliti mendapatkan datanya secara tidak langsung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menentukan data yang digunakan, maka dibutuhkan Teknik pengumpulan data agar bukti atau fakta yang diperoleh berfungsi sebagai data objektif dan tidak terjadi penyimpangan dari data yang sebenarnya.
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini diperoleh dari buku-buku, referensi-referensi, dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.3.2 Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari responden yaitu industri rumahan Inoey Hoestry. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A.         Wawancara
Wawancara metode untuk mengumpulkan sebuah data dengan cara tanya jawab yang langsung kepada pihak intern yaitu pemilik Inoey Homestry. 
B.         Observasi
Yaitu pengamatan langsung ke objek lokasi untuk melakukan pengamatan secara langsung proses produksi didalam perusahaan.
C.         Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara mencatat dan menyimpan data telah diberikan oleh intern perusahaan yang telah dibutuhkan didalam penelitian.

3.4 Teknik Analisis
Teknik analisis yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode full costing, metode tersebut digunakan oleh penulis dikarenakan dalam metode ini semua unsur biaya yang digunakan dalam proses manufaktur akan dimasukan, sehingga jika terjadi ketidaktepatan dalam penentuan harga pokok, maka selisih tersebut  akan segera dapat diketahui. Dan juga sejalan dengan judul yang telah disampaikan oleh penulis pada bagian bab sebelumnya. Adapun rumusnya sebagai berikut :




3.4.1 Identifikasi Biaya-Biaya Produksi
A.    Mengetahui Besarnya Biaya Bahan Baku
Pesediaan bahan baku awal                                        xxx
Pembelian bahan baku                       xxx
Ongkos angkut pembelian                  xxx+
xxx
Potongan pembelian                           xxx-
Pembelian Bersih                                                       xxx+
Bahan baku siap digunakan                                        xxx
Persediaan Bahan baku akhir                                     xxx-
Biaya bahan baku                                                      xxx

B.  Mengetahui Besarnya Biaya Tenaga Kerja
    Biaya tenaga kerja = upah per jam kerja x jam kerja
C.    Mengetahui Besarnya Biaya Overhead Pabrik
Bahan penolong                      xxx
Biaya tenaga kerja                  xxx
Biaya listrik                            xxx
Biaya asuransi                                    xxx
Biaya depresiasi                     xxx
Biaya lain-lain                                    xxx+
Biaya overhead pabrik          xxx

D.    Mengetahui Besarnya Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku                              xxx
Biaya Tenaga Kerja                            xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel       xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap                        xxx+   
Biaya Produksi                                   xxx

E.    Penentuan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi pendekatan full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut : 
Persediaan produk awal proses                                  xxx
Biaya Bahan Baku                              xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung           xxx
Biaya Overhead Pabrik                      xxx+  
Total Biaya Produksi                                                  xxx+
xxx
Persediaan Produk dalam proses akhir                      (xxx)-
Harga Pokok Produksi                                              xxx

F.     Perbedaan Metode Full Costing dan Variable Costing

Tabel 3.1
Perbedaan Full Costing dan Variable Costing
Biaya
Full Costing
Variable Costing
BBB
xxx
xxx
BTKL
xxx
xxx
BOP Variable
xxx
xxx
BOP Tetap
xxx
-


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
A.         Struktur Usaha
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam usaha, diperlukan struktur usaha  yang berisi tanggung jawab pekerjaan yang harus dilaksanakan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik dan efisien, sehingga tujuan dapat tercapai.
Pengertian usaha adalah suatu kegiatan individu untuk melakukan sesuatu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Hughes dan Kapoor:2003:89).
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas pada suatu usaha atau bisnis, diperlukan suatu struktur usaha, karena struktur usaha menghindari kesimpangsiuran tugas atau wewenang serta tanggung jawab yang ada bagi masing-masing individu dalam suatu usaha atau bisnis. Struktur usaha menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi bagian-bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu usaha.




Adapun struktur usaha industri rumahan Inoey Homestry sebagai berikut :

 




Struktur usaha diatas menggambarkan arus lalu lintas tugas serta tanggung jawab yang ada dalam masing-masing anggota sebagai berikut:
a.     Pemilik
-        Mengevakuasi hasil usaha dari m.keuangan.
-        Mengevaluasi laporan menyeluruh.
-        Mengevaluasi jumlah pelanggan.
-        Memberi saran dan kebijakan  kepada para karyawan

b.     Administrasi
-        Mengevaluasi income dan expense harian
-        Memberikan wewenang otoritas laporan harian kas
-        Memberikan wewenang otoritas laporan keuangan

c.      Karyawan
-        Membuat dan mengolah cilok

B.         Proses Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan usaha dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi dengan bantuan komponen-komponen utama kegiatan produksi seperti, bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja langsung, overhead pabrik.
Adapun langkah-langkah dalam proses produksi, yaitu tahap pembuatan resep, tahap pencampuran adonan, tahap pembentukkan, dan tahap perebusan. Berikut adalah penjelasan dalam setiap tahapan proses:
·        Pembuatan Resep
Dalam pembuatan resep takaran-takaran bahan harus sangat di perhatikan, karena selain menentukan rasa, resep adonan tersebut merupakan ciri khas dari suatu perusahaan dalam membedakan dengan perusahaan lain. Biasanya resep sebuah perusahaan merupakan sebuah rahasia perusahaan.

·          Pencampuran Adonan
Dari setiap takaran resep yang sudah ditentukan, setiap bahan dicampur menjadi sebuah adonan yang siap di bentuk dan direbus. Pencampuran adonan harus dilakukan sesuai waktu yang ditentukan agar adonan tersebut berada dalam kualitas yang baik dan mudah dibentuk.

·          Pembetukkan
Dalam tahapan pembetukkan adonan cilok setiap produk di bentuk menjadi satu ukuran. Penentuan ukuran disesuaikan dengan daya tampung dan mesin pemotong, agar tidak terjadi kerusakan dalam produksi.

·          Perebusan
Dalam tahap ini, produk yang telah dibentuk dimasukan kedalam panci yang berisi air mendidih agar cilok tersebut matang dan siap dikemas.

C.         Tenaga Kerja
Inoey Homestry ini mempunyai 6 karyawan. Dimana pemilik usaha tersebut juga terjun langsung dalam menangani  usaha tersebut.
Setiap karyawan mendapatkan gaji sebesar Rp 300.000 perbulan maka  gaji untuk 6 karyawan Rp 300.000 x 6 = Rp 1.800.000. Dengan waktu jam kerja 3 jam perhari. Perhitungan gaji karyawan tersebut sesuai dengan  standar Depnaker dimana gaji masih dibawah UMR.

4.1.2 Data Hasil Penelitian
A.         Data Menurut Perusahaan
Dalam satu bulan Inoey Homestry mampu memproduksi cilok sebanyak 18.000 butir. Adapun data harga pokok produksi terhadap produk yang dilakukan oleh Inoey Homestry adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Data Pokok Produksi Inoey Homestry
Bulan November 2018

No
Bahan Baku
Kuantitas
Harga/ satuan
( Rp )
Total Biaya
( Rp )
1.
Tepung terigu
3 karung
@1 karung = 25 kg
110.000
360.000
2.
Sagu
3 karung
@1 karung = 25 kg
250.000
750.000
3.
Daun bawang
10 kg
15.000
150.000
4.
Bawang putih
10 kg
25.000
250.000
5.
Lada
4 pack
60.000
 240.000
6.
Royco
1 dus
225.000
225.000
7.
Sosis
20 pack
13.000
260.000
8.
Bakso
40 pack
5.000
200.000
9.
Sasa
2 kg
34.000
68.000
10.
Garam
1 karton
50.000
50.000
11.
Gas
6 tabung
16.000
96.000
Sumber : Inoey Homestry
Tabel 4.2
Biaya Bahan Baku
Bulan November 2018

NO
Bahan Baku
Kuantitas
Harga/ satuan
( Rp )
Total Biaya
( Rp )
1.
Tepung terigu
3 karung
@1 karung = 25 kg
110.000
360.000
2.
Sagu
3 karung
@1 karung = 25 kg
250.000
750.000
Jumlah
1.110.000
Sumber : Inoey Homestry
Dari data diatas diketahui Inoey Homestry mengabiskan tiga karung tepung terigu dengan rincian biaya 3 x Rp. 110.000 = Rp. 360.000 dan tiga karung sagu dengan rincian biaya 3 x Rp. 250.000 = Rp. 750.000 dengan total biaya bahan baku per bulannya adalah Rp. 1.110.000.



Tabel 4.3
Biaya Tenaga Kerja
Bulan November 2018

No.
Jumlah Karyawan
Upah 1 Bulan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1
6
300.000
1.800.000
Sumber : Inoey Homestry
Inoey Homestry memiliki 6 karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan harian dengan durasi kerja 4 jam/hari. Hal ini berdasarkan wawancara langsung dengan pemilik Inoey Homestry dengan rincian gaji atau upah setiap karyawan sebesar Rp. 10.000/hari. Sehingga total biaya tenaga kerja dalam 1 bulan sebesar Rp. 300.000/orang. Karena ada 6 karyawan sehingga menjadi Rp. 1.800.000

Tabel 4.4
Biaya Bahan Penolong
Bulan November 2018

No
Bahan Penolong
Kuantitas
Harga/ satuan
( Rp )
Total Biaya
( Rp )
1
Daun bawang
10 kg
15.000
150.000
2
Bawang putih
10 kg
25.000
250.000
3
Lada
4 pack
60.000
240.000
4
Royco
1 dus
225.000
225.000
5
Sosis
20 pack
13.000
260.000
6
Bakso
40 pack
5.000
200.000
7
Sasa
2 kg
34.000
68.000
8
Garam
1 karton
50.000
50.000
9
Gas
6 tabung
16.000
96.000
Jumlah
1.539.000
Sumber : Inoey Homestry
      Inoey Homestry memperhitungkan biaya bahan penolong seperti biaya yang sudah diajabarkan diatas selama bulan November 2018 dengan total biaya sebesar Rp. 1.539.000

4.2     Pembahasan
4.2.1  Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
A.    Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
      Inoey Homestry dalam menghitung harga pokok produksi dengan membagi jumlah yang dihasilkan. Penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Inoey Homestry masih sangat sederhana. Biaya-biaya yang diakui pada perhitungan harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya trenaga kerja, dan biaya penolong. Inoey Homestry tidak menghitung biaya overhead pabrik secara lengkap, seperti biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya listrik dan air tidak diakui oleh perusahaan ketika menghitung harga pokok produksi.
      Berdasarkan biaya-biaya yang telah ditentukan diatas, maka dapat dihitung harga pokok produksi  menurut perusahaan dengan menggunakan dalam 1 bulan sebanyak 18.000 butir cilok. Perhitungan tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.5
Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
Bulan November 2018
Jenis Biaya
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku
1.110.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1.800.000
Biaya Overhead Pabrik
              Daung Bawang
              Bawang putih
              Lada
              Royco
              Sosis
              Bakso
              Sasa
              Garam
              Gas

150.000
250.000
240.000
225.000
260.000
200.000
  68.000
  50.000
  96.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik
1.539.000
Jumlah Harga Pokok Produksi
4.449.000
Jumlah Produksi yang Dihasilkan
18.000 butir
Harga Pokok Produksi per Butir
247
Sumber : Inoey Homestry
       Berdasarkan tabel 4.5 harga pokok produksi menggunakan metode perusahaan pada industri rumahan Inoey Homestry yaitu sebesar Rp. 247




B.    Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk (Mulyadi, 2012 : 122).
Metode full costing digunakan karena metode full costing sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga dapat menjamin keakuratan informasi yang tersaji dalam laporan harga pokok produksi. Metode full costing bersifat jangka panjang dan informasi perhitungan harga pokok produksi lebih banyak digunakan untuk kepentingan luar perusahaan.
            Biaya-biaya yang diakui dalam perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing :
a.      Biaya bahan baku dengan total biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan selama bulan November yaitu Rp. 1.110.000
b.     Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.1.800.000
c.      Biaya overhead pabrik yang dihitung menggunakan metode full costing dibagi menjadi biaya overhead pabrik variable terdiri dari biaya bahan penolong Rp. 1.539.000, dan biaya listrik Rp. 200.000. Sedangkan biaya overhead pabrik yang berisfat tetap terdiri dari biaya pemeliharaan mesin sebesar Rp. 20.000 dan jumlah depresiasi mesin dan peralatan Rp. 98.611, dengan rincian biaya overhead pabrik variable seperti pada tabel 4.6 dibawah ini :





Tabel 4.6
Biaya Overhead Pabrik
Bulan November 2018
No
Biaya Overhead Pabrik
Jumlah Biaya Overhead Pabrik (Rp)
1
Daun bawang
150.000
2
Bawang putih
250.000
3
Lada
240.000
4
Royco
225.000
5
Sosis
260.000
6
Bakso
200.000
7
Sasa
68.000
8
Garam
50.000
9
Gas
96.000
10
Biaya Listrik
200.000
Jumlah
1.739.000
Sumber : Data Olahan
            Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui biaya overhead pabrik variable pada bulan November 2018 yang dibutuhkan pada saat proses produksi sebesar Rp. 1.739.000





Tabel 4.7
Perhitungan Biaya Depresiasi Mesin, dan Peralatan
Bulan November 2018
Jenis Aktiva
Jml. Aktiva
Harga / unit
Total Harga Perolehan (Rp)
Umur ekonomis
(Tahun)
Biaya Depresiasi/ Tahun
(Rp)
Mesin Pengaduk
1
2.200.00
2.200.000
5
440.000
Blender
1
250.000
250.000
3
83.333
Freezer
1
3.000.000
3.000.000
5
600.000
Kompor
1
300.000
300.000
5
60.000
Jumlah Biaya Depresiasi dalam 1 Tahun
1.183.333
Jumlah Biaya Depresiasi dalam 1 Bulan
98.611
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa beban depresiasi mesin dan peralatan selama satu bulam sebesar Rp. 98.611. Jadi, dari perhitungan tersebut maka jumlah keseluruhan biaya overhead pabrik tetap yaitu Rp. 20.000 + Rp. 98.611 = Rp. 118.611
            Perhitungan harga pokok produksi pada penelitian ini menggunakan metode full costing dengan menjumlahkan unsur-unsur biaya dalam proses produksi. Berdasarkan biaya-biaya tersebut perhtiungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dapat dilihat sebagai berikut :



Tabel 4.8
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing
Bulan November 2018
Jenis Biaya
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku
1.110.000
Biaya tenaga Kerja Langsung
1.800.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel         
              Daung Bawang
              Bawang putih
              Lada
              Royco
              Sosis
              Bakso
              Sasa
              Garam
              Gas
              Biaya Listrik dan Air

150.000
250.000
240.000
225.000
260.000
200.000
  68.000
  50.000
  96.000
200.000
Biaya Overhead Pabrik Tetap     
              Mesin Pengaduk
              Blender
              Freezer
              Kompor
              Pemeliharaan Mesin

  36.667
    6.945
  50.000
    5.000
   20.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik
2.057.612
Total Biaya Produksi
4.967.612
Jumlah Produk yang Dihasilkan
18.000 butir
Harga Pokok Produksi per Butir
275
Sumber : Data Olahan
            Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa harga pokok produksi yang dihasilkan dengan menggunakan metosw full costing pada industri rumahan Inoey Homestry adalah sebesar Rp. 2755

C.    Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Metode Variable Costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. (Mulyadi, 2010:122).
Biaya-biaya yang diakui dalam perhitungan harga pokok produksi menggunakan variable costing :
a.      Biaya bahan baku dengan total biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan selama bulan November 2018 yaitu Rp. 1.110.000
b.     Biaya tenaga kerja angsung yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.800.000
c.      Biaya overhead pabrik yang dihitung menggunakan metode variable costing yaitu biaya penolong Rp. 1.539.000, biaya listrik dan air            Rp. 200.000, dan biaya gas Rp. 96.000
Berdasarkan biaya-biaya tersebut perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode variable costing dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :













Tabel 4.9
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variable Costing
Bulan November 2018

Jenis Biaya
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku
1.110.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1.800.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel         
              Daung Bawang
              Bawang putih
              Lada
              Royco
              Sosis
              Bakso
              Sasa
              Garam
              Gas
              Biaya Listrik dan Air

150.000
250.000
240.000
225.000
260.000
200.000
  68.000
  50.000
  96.000
200.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik
1.739.000
Total Biaya Produksi
4.649.000
Jumlah Produk yang Dihasilkan
18.000 butir
Harga Pokok Produksi per Butir
258,2
Sumber : Data Olahan

            Tabel 4.9 diatas menjukkan bahwa harga pokok produksi yang dihasilakan dengan menggunakan metode variable costing pada Inoey Homestry sebesar     Rp. 258,2


4.2.2  Hasil Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
            Perhitungan harga pokok produksi dan harga jual pada pembahasan sebelumnya dapat dijadikan dasar untuk melakukan analisis perbandingan antara metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costing. Perbandingan dari kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :


Tabel 4.10
Perbandingan Harga pokok produksi antara Metode Perusahaan
dengan Metode Full Costing dan Variable Costing
Bulan November 2018

Keterangan
Metode Perusahaan (Rp)
Metode Full Costing (Rp)
Metode Variable Costing (Rp)
Biaya Bahan Baku
1.110.000
1.110.000
1.110.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1.800.000
1.800.000
1.800.000
Biaya Overhead Pabrik
1.539.000
1.857.612
1.739.000
Total Biaya Produksi
4.449.000
4.767.612
4.649.000
Jumlah Produk yang Dihasilkan
18.000 butir
18.000 butir
18.000 butir
Harga Pokok Produksi Cilok Inoey Homestry
247
264
258,2
Harga Jual Cilok Inoey Homestry
500
500
500
Laba Kotor per Butir
253
236
241,8
Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa perhitungan menggunakan metode perusahaan, metode full costing, dan metode variable costing terdapat perbedaan nilai harga pokok produksi cilok. Perhitungan menggunakan metode perusahaan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan full costing dan metode variable costing. Selisih nilai harga pokok produksi yaitu sebesar Rp. 17 dan Rp. 11,2. Selisih tersebut terjadi karena disebabkan perbedaan nilai pada biaya overhead pabrik saat melakukan perhitungan harga pokok produksi.
Nilai biaya overhead pabrik yang dihasilkan apabila mneggunakan metode perusahaan adalah sebesar Rp. 1.539.000 sedangkan metode full costing nilai biaya overhead pabriknya lebih besar yaitu Rp. 1.857.612 dan metode variable costing biaya overhead pabrik yaitu Rp. Rp. 1.739.000. Selisih ketiga metode tersebut adalah sebesar Rp. 318.612 dan Rp. 200.000
Dengan demikian dari hasil perhitungan metode full costing dan metode variable costing lebih tinggi dari perhitungan Inoey Homestry sehingga tidak menguntungkan bagi Inoey Homestry , akan tetapi perhitungan dengan metode full costing dan variable costing lebih rinci dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga industri rumahan Inoey Homestry sebaiknya menggunakan metode full costing supaya dapat menjamin keakuratan informasi yang tersaji dalam laporan harga pokok produksi dengan memasukkan semua unsur biaya yang dikeluarkan, maka harga pokok produksinya akan lebih tepat dan tentunya harga jual akan lebih tepat pula serta dapat meningkatkan laba perusahaan.



 BAB V

KESIMPULAN

5.1  Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui bagaimana perusahaan menghitung harga pokok produksi yang ditentukan perusahaan apabila menggunakan metode full costing dan metode variable costing dan untuk mengetahui perbandingan nilai harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metode full costing dan metode variable costing. Berdasarkan analisis dari pembahasan hasil, penulis dapat menarik kesimpulan
1.     Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan Inoey Homestry masih menggunakan metode sederhana, dimana biaya-biaya yang diakui dalam perhitungan harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan pembelian bahan penolong. Total keseluruhan biaya produksi yang dihasilkan dari jumlah biaya tersebut adalah Rp. 4.449.000 sedangkan harga pokok produksi per butir cilok sebesar Rp. 247
2.     Penelitian ini menggunakan metode full costing agar informasi harga pokok produksi menjadi lebih akurat. Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing mengakui seluruh biaya produksi, biaya tersebut yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Total biaya produksi yang dihasilkan menggunakan metode full costing  adalah sebesar Rp. 4.767.612 dan harga produksi per butir cilok yaitu Rp. 264
3.     Berdasarkan perbandingan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing ddan metode vvariable costing, nilai harga pokok produksi dihasilkan memiliki perbedaan meskipun hanya sedikit. Perhitungan yang dihasilkan menggunakan metode perusahaan lebih rendah daripada metode full costing dan metode variable costing. Selisih harga pokok produksi dari ketiga metode tersebut yaitu sebesar Rp. 17 dan Rp. 11,2. Hal ini dikarenakan pemilik usaha tidak mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi yang tepat, yaitu tidak memasukkan biaya-biaya secra tepat ke dalam perhitungan harga pokok produksinya. Sehingga dengan measukkan seluruh unsur biaya yang dikeluarkan, maka harga pokok produksinya akan lebih tepat dan tentunya harga jual akan lebih tepat pula serta dapat meningkatkan laba perusahaan.








5.2  Saran
Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam penlitian ini bagi Inoey Homestry yaitu:
1.     Perusahaan sebaiknya membuat laporan keuangan supaya laba tau rugi yang diperoleh dapat diketahui secara pasti, dapat mempermudah perusahaan membuat perencanaan dan pengambilan keputusan kedepannya.
2.     Perusahaan sebaiknya membuat catatan mengenai bahan dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan biaya-biaya tersebut digolongkan berdasarkan fungsi pokok dari aktivvitas perusahaan untuk mempermudah perhitungan harga pokok produksi.
3.     Metode harga pokok produksi yang seharusnya digunakan pada perusahaan yaitu metode full costing kerena metode ini merinci seluruh biaya yang dikeluarkan pada saat kegiatan produksi, sehingga informasi yang dihasilkan lebih akurat dan membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual produk serta memaksimalkan laba yang diperoleh.
4.     Bagi Peneliti Lainnya dengan adanya beberapa keterbatasan penelitian ini, kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil wilayah yang lebih luas, objek yang bebeda, sampel yang lebih banyak dan menggunakan rancangan  penelitian yang lebih kompleks. Sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan pada wilayah yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, B. dan Nurlela. 2010. “Akuntansi Biaya”. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Carter William. K. 2009. Akuntansi Biaya Cost Accounting.Salemba Empat. Jakarta.
Hanggana, Sri. 2006. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya. Surakarta : Mediatama.
Horngern, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi 12.Erlangga. Jakarta.
Krismiaji, Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. UPP-STIM YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Unit penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta.
Pradana Setiadi. 2014. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Pada CV. Minahasa Mantap Perkasa. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 14 no. 2.

Prawironegoro, D. & Purwanti, A. (2009). Akuntansi Manajemen, edisiketiga, Penerbit : Mitra Wacana Media. Jakarta.
Satori, Djam’an & Komariah, Aan. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Supriono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok.Edisi kedua.Cetakan kelimabelas. Dicetak & diterbitkan BPFE. Yogyakarta.